Modul ini membahas tentang konsep-konsep penting dalam menciptakan budaya positif di sekolah seperti disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, penggunaan hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, pembentukan keyakinan kelas, dan penggunaan segitiga restitusi dalam penyelesaian masalah. Guru dituntut untuk menerapkan konsep-konsep tersebut secara tepat guna membentuk lingkungan sekolah yang kondusif bag
Modul ini membahas tentang konsep-konsep penting dalam menciptakan budaya positif di sekolah seperti disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, penggunaan hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, pembentukan keyakinan kelas, dan penggunaan segitiga restitusi dalam penyelesaian masalah. Guru dituntut untuk menerapkan konsep-konsep tersebut secara tepat guna membentuk lingkungan sekolah yang kondusif bag
A. Penerapan budaya positif di sekolah memerlukan kerja sama antara semua pihak, termasuk guru, siswa, kepala sekolah, orang tua, dan masyarakat. Guru berperan kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendorong tumbuhnya motivasi internal siswa.
Modul ini membahas tentang koneksi antar materi dalam modul 1.4 Budaya Positif, yang mencakup filosofi pemikiran KHD, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, dan tujuan akhir penciptaan budaya positif. Modul ini juga menjelaskan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, posisi kontrol guru, dan segitiga restitusi dalam menciptakan budaya positif di kelas dan sekolah.
Modul 1.4.a.8 Koneksi antar materi - M. Riyanto.pptxRiyanTSSJ
Modul ini membahas tentang koneksi antar materi yang terkait dengan penciptaan budaya positif di sekolah melalui penerapan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, dan segitiga restitusi. Modul ini juga membahas refleksi guru mengenai pemahaman konsep-konsep tersebut dan pengalaman penerapannya di kelas.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Guru merasa gugup saat diobservasi namun menyadari bahwa observasi memberikan kesempatan untuk belajar dan meningkatkan kompetensi mengajar. Umpan balik dari kepala sekolah membantu guru mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta meningkatkan strategi pembelajaran. Idealnya, proses supervisi memberikan dukungan dan bimbingan kepada guru untuk menjadi
Guru dianggap sebagai panutan bagi muridnya, memiliki peran penting sebagai pemimpin
pendidikan di kelas, dan bukan hanya sebagai pengajar materi. Secara etimologi, guru
berkewajiban mewujudkan program kelas, namun dalam konteks yang lebih luas, guru juga
bertanggung jawab membantu anak-anak mencapai kedewasaan dalam berpikir dan bertindak.
Guru bukan hanya figur di depan kelas, tetapi juga anggota masyarakat yang berperan aktif dan
kreatif dalam membimbing perkembangan anak didik menuju cita-cita luhur. Keterampilan
mengelola kelas menjadi esensial bagi seorang guru, karena pengelolaan kelas yang baik
menciptakan kondisi optimal untuk pembelajaran efektif dan efisien.
Tujuan pengelolaan kelas adalah mencapai pembelajaran yang tertib, efektif, dan efisien, dengan
fokus pada konsentrasi siswa. Guru berperan kunci dalam pengelolaan kelas yang berhasil, dengan
dampak positif pada perilaku dan hasil belajar siswa. Perencanaan pengelolaan dan pengajaran
menjadi strategi guru untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif.
A. Penerapan budaya positif di sekolah memerlukan kerja sama antara semua pihak, termasuk guru, siswa, kepala sekolah, orang tua, dan masyarakat. Guru berperan kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendorong tumbuhnya motivasi internal siswa.
Modul ini membahas tentang koneksi antar materi dalam modul 1.4 Budaya Positif, yang mencakup filosofi pemikiran KHD, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, dan tujuan akhir penciptaan budaya positif. Modul ini juga menjelaskan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, posisi kontrol guru, dan segitiga restitusi dalam menciptakan budaya positif di kelas dan sekolah.
Modul 1.4.a.8 Koneksi antar materi - M. Riyanto.pptxRiyanTSSJ
Modul ini membahas tentang koneksi antar materi yang terkait dengan penciptaan budaya positif di sekolah melalui penerapan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, dan segitiga restitusi. Modul ini juga membahas refleksi guru mengenai pemahaman konsep-konsep tersebut dan pengalaman penerapannya di kelas.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Guru merasa gugup saat diobservasi namun menyadari bahwa observasi memberikan kesempatan untuk belajar dan meningkatkan kompetensi mengajar. Umpan balik dari kepala sekolah membantu guru mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta meningkatkan strategi pembelajaran. Idealnya, proses supervisi memberikan dukungan dan bimbingan kepada guru untuk menjadi
Guru dianggap sebagai panutan bagi muridnya, memiliki peran penting sebagai pemimpin
pendidikan di kelas, dan bukan hanya sebagai pengajar materi. Secara etimologi, guru
berkewajiban mewujudkan program kelas, namun dalam konteks yang lebih luas, guru juga
bertanggung jawab membantu anak-anak mencapai kedewasaan dalam berpikir dan bertindak.
Guru bukan hanya figur di depan kelas, tetapi juga anggota masyarakat yang berperan aktif dan
kreatif dalam membimbing perkembangan anak didik menuju cita-cita luhur. Keterampilan
mengelola kelas menjadi esensial bagi seorang guru, karena pengelolaan kelas yang baik
menciptakan kondisi optimal untuk pembelajaran efektif dan efisien.
Tujuan pengelolaan kelas adalah mencapai pembelajaran yang tertib, efektif, dan efisien, dengan
fokus pada konsentrasi siswa. Guru berperan kunci dalam pengelolaan kelas yang berhasil, dengan
dampak positif pada perilaku dan hasil belajar siswa. Perencanaan pengelolaan dan pengajaran
menjadi strategi guru untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif.
Simulasi Perhitungan Nilai Prestasi Akademik dan Non Akademik.pptx
Pertanyaan Utk Instruktur Modul 1.4.pptx
1. 1. Bagaimana jika sebagian besar guru belum memahami miskonsepsi tentang kontrol dan masih
melakukan hal-hal yang merugikan murid? Padahal yang mengikuti Pendidikan Guru Penggerak
hanya sebagian kecil guru di Indonesia?
2.Terkadang untuk mendisiplinkan siswa guru masih memberikan hukuman/sanksi dengan tujuan
agar jera dan tidak mengulangi kesalahan lagi, padahal hal tersebut berlawanan dengan teori
kontrol. Bagaimana sikap kita jika di sekolah masih ada guru senior yang demikian?
3.Bila guru dapat membangun interaksi yang memberdayakan dan memerdekakan murid, maka
murid akan meletakkan dirinya sendiri sebagai individu yang positif dalam dunia berkualitas
karena mereka menghargai nilai-nilai kebajikan. Bagaimana murid yang terlanjur menganggap
lingkungan yang buruk termasuk dunia berkualitas mereka, karena disana mereka mendapat
kebahagiaan sesaat ?
4.Dari kelima posisi kontrol, apakah boleh guru bertindak sesuai murid dan kasus yang dihadapi?
Padahal yang paling baik menurut saya adalah sebagai pemantau dan manajer.
5.Bagaimana cara yang paling manjur untuk membuat murid menerima tawaran diadakan restitusi
jika mereka bermasalah ?
Pertanyaan untuk Instruktur Modul 1.4