Metode seismik merupakan salah satu metode geofisika pada ekplorasi bumi yang digunakan untuk mencari akuifer didalam permukaan bumi. Metode seismik juga merupakan metode yang sangat sedikit digunakan bukan karena kekurangannya tetapi mahalnya alat-alatnya.
Dokumen tersebut membahas perkembangan konsep dan klasifikasi endapan mineral, dimulai dari klasifikasi Lindgren pada 1911 hingga modifikasi oleh Graton dan Buddington pada 1930-an. Klasifikasi tersebut didasarkan pada proses pembentukan, kedalaman, temperatur, dan komoditas logamnya."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Membahas fisiografi, stratigrafi, dan struktur geologi regional Jawa Barat
2) Terdiri dari empat zona fisiografi utama yaitu dataran pantai, Zona Bogor, Zona Bandung, dan pegunungan selatan
3) Menguraikan susunan batuan stratigrafi daerah penelitian yang terdiri dari formasi-formasi sedimen dan vulkanik
Metode seismik merupakan salah satu metode geofisika pada ekplorasi bumi yang digunakan untuk mencari akuifer didalam permukaan bumi. Metode seismik juga merupakan metode yang sangat sedikit digunakan bukan karena kekurangannya tetapi mahalnya alat-alatnya.
Dokumen tersebut membahas perkembangan konsep dan klasifikasi endapan mineral, dimulai dari klasifikasi Lindgren pada 1911 hingga modifikasi oleh Graton dan Buddington pada 1930-an. Klasifikasi tersebut didasarkan pada proses pembentukan, kedalaman, temperatur, dan komoditas logamnya."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Membahas fisiografi, stratigrafi, dan struktur geologi regional Jawa Barat
2) Terdiri dari empat zona fisiografi utama yaitu dataran pantai, Zona Bogor, Zona Bandung, dan pegunungan selatan
3) Menguraikan susunan batuan stratigrafi daerah penelitian yang terdiri dari formasi-formasi sedimen dan vulkanik
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Mario Yuven
Dokumen tersebut membahas tentang struktur geologi seperti sesar dan lipatan. Terdapat beberapa jenis sesar seperti sesar normal, sesar terbalik, dan sesar mendatar. Jenis-jenis lipatan meliputi lipatan paralel, antiklin, dan sinklin. Dokumen juga menjelaskan hubungan antara lipatan dan sesar serta kriteria pembentukan struktur-struktur tersebut.
Album mineral praktikum mineral optik teknik geologiIndra S Syafaat
berisikan deskripsi mineral pada seri reaksi bowen secara mikroskopis, di peruntukan bagi mahasiswa yang butuh referensi untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai mineral secara lebih detail yaitu dengan pengamatan menggunakan mikroskop. semoga membantu
Teks tersebut membahas tentang magma, yaitu cairan silikat panas yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi. Magma dapat berasal dari batuan yang sudah ada di mantel atau kerak bumi, dan dapat bergerak ke permukaan melalui proses intrusi atau ekstrusi yang menghasilkan gunung api. Komposisi kimia magma sangat kompleks dan terdiri dari berbagai unsur, terutama silikon dan oksigen.
Dokumen tersebut merangkum analisis data Vertical Electrical Sounding (VES) dengan menggunakan software IP2WIN untuk dua set data (SET 1 dan SET 2) untuk mempelajari struktur lapisan bawah permukaan tanah. Hasil analisis menunjukkan adanya selang-seling lapisan pasir dan lempung ditutupi lapisan tipis alluvium di permukaan untuk kedua set data.
Piroksen adalah mineral penyusun batuan beku yang berwarna gelap. Ia merupakan senyawa silika oksida yang mengandung magnesia dan kalsium. Piroksen dapat ditemukan dalam batuan beku dan metamorfik dengan rumus umum XY(Si,Al)2O6.
Batuan piroklastik terbentuk dari material vulkanik yang dilemparkan dari gunung api dan terendapkan di darat atau air. Terdapat tiga jenis endapan piroklastik: jatuhan, aliran, dan surge. Endapan aliran terbentuk dari aliran material panas yang bergerak cepat mengikuti gravitasi dan topografi, mengisi lembah dan cekungan. Endapan aliran umumnya tidak terpilah dengan baik dan menampakkan lapisan kasar.
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...Mario Yuven
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogyakarta
Cara mempelajari Struktur geologi : I. Pengenalan struktur: lipatan, rekahan, sesar dalam bentuk 2 demensi untuk dapat dikenali sebagai bentuk 3 demensi
II. Rekaman data
III. Analisa dg metode geometri dan statistik
IV. Tahap sintesa(menapsirkan cara terjadinya
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Genesa bahan galian membahas proses pembentukan endapan primer, sekunder, dan sedimenter serta jenis-jenis endapan tersebut seperti endapan magmatis, metasomatik kontak, hidrotermal, vulkanik, dan pegmatit.
Manifestasi panas bumi (estrela bellia muaja, geotermal b semester dua)Estrela Bellia Muaja
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai manifestasi panas bumi seperti mata air panas, solfatara, sinter silika, travertin, tanah hangat, tanah panas beruap, fumarol, mata air panas asam dan netral, kolam panas, kolam lumpur, danau panas, geyser, letusan hidrotermal, rembesan, batuan terubah, kawah dan endapan hidrotermal.
1. Komposisi magma ditentukan dengan mempelajari batuan beku yang berasal dari magma yang membeku dan aktivitas vulkanisme karena mengandung gas.
2. Komposisi kimia magma sangat kompleks dan terdiri atas 10 unsur utama, terutama SiO2.
3. Terdapat tiga jenis magma berdasarkan kandungan SiO2 yaitu basaltik, andesitik, dan riolitik yang memiliki sifat yang berbeda seperti temperatur
Batuan sedimen terbentuk dari endapan sedimen yang mengalami proses kompaksi dan sementasi. Terdiri dari batuan klastik yang berasal dari erosi batuan lain, dan non-klastik yang berasal dari endapan kimiawi/biokimia. Memiliki ciri berlapis, mengandung fosil, dan terdiri dari fragmen butiran.
Dokumen tersebut membahas tentang geologi struktur yang mempelajari proses-proses tektonik dan hasilnya seperti lipatan, kekar, dan sesar. Juga membahas tentang gaya-gaya yang menghasilkan struktur tersebut seperti gaya kompresi, ekstensi, dan kopel. Dijelaskan pula berbagai jenis struktur geologi seperti lipatan, kekar, dan sesar beserta unsur-unsurnya.
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesarMario Yuven
Dokumen tersebut membahas tentang struktur geologi sesar, termasuk definisi, unsur-unsur, jenis gerakan, ciri fisik, sifat, simbol, dan teori terbentuknya sesar. Sesar adalah rekahan pada batuan yang mengalami pergeseran sejajar dengan bidang rekahannya. Terdapat beberapa jenis sesar seperti sesar geser normal, naik, dan mendatar yang memiliki ciri khas masing-masing.
C-Capture has developed a new biogas upgrading technology that uses a proprietary solvent to selectively capture CO2 and H2S from crude biogas. This leaves upgraded methane suitable for uses like grid injection. The solvent is then regenerated with an innovative low-energy process and reused. Currently, C-Capture is working with ENVIRON to commercialize the technology. The University of Leeds also conducts research in biogas upgrading and anaerobic digestion as part of its broader Energy research focused on sustainable energy sources.
This document summarizes a presentation given at the UK AD and Biogas conference on maximizing the fertilizer value of anaerobic digestate. The presentation discusses the typical nutrient content of food-based digestate and livestock slurries. It also discusses techniques to maximize nutrient use efficiency such as applying digestate in spring to minimize nitrate leaching, using band spreading or shallow injection to reduce ammonia loss and ensure even application. The presentation recommends knowing the nutrient content of the digestate through lab analysis, applying it accurately and evenly using precision machinery, and integrating it into farm nutrient management plans to reduce the need for bagged fertilizers.
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Mario Yuven
Dokumen tersebut membahas tentang struktur geologi seperti sesar dan lipatan. Terdapat beberapa jenis sesar seperti sesar normal, sesar terbalik, dan sesar mendatar. Jenis-jenis lipatan meliputi lipatan paralel, antiklin, dan sinklin. Dokumen juga menjelaskan hubungan antara lipatan dan sesar serta kriteria pembentukan struktur-struktur tersebut.
Album mineral praktikum mineral optik teknik geologiIndra S Syafaat
berisikan deskripsi mineral pada seri reaksi bowen secara mikroskopis, di peruntukan bagi mahasiswa yang butuh referensi untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai mineral secara lebih detail yaitu dengan pengamatan menggunakan mikroskop. semoga membantu
Teks tersebut membahas tentang magma, yaitu cairan silikat panas yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi. Magma dapat berasal dari batuan yang sudah ada di mantel atau kerak bumi, dan dapat bergerak ke permukaan melalui proses intrusi atau ekstrusi yang menghasilkan gunung api. Komposisi kimia magma sangat kompleks dan terdiri dari berbagai unsur, terutama silikon dan oksigen.
Dokumen tersebut merangkum analisis data Vertical Electrical Sounding (VES) dengan menggunakan software IP2WIN untuk dua set data (SET 1 dan SET 2) untuk mempelajari struktur lapisan bawah permukaan tanah. Hasil analisis menunjukkan adanya selang-seling lapisan pasir dan lempung ditutupi lapisan tipis alluvium di permukaan untuk kedua set data.
Piroksen adalah mineral penyusun batuan beku yang berwarna gelap. Ia merupakan senyawa silika oksida yang mengandung magnesia dan kalsium. Piroksen dapat ditemukan dalam batuan beku dan metamorfik dengan rumus umum XY(Si,Al)2O6.
Batuan piroklastik terbentuk dari material vulkanik yang dilemparkan dari gunung api dan terendapkan di darat atau air. Terdapat tiga jenis endapan piroklastik: jatuhan, aliran, dan surge. Endapan aliran terbentuk dari aliran material panas yang bergerak cepat mengikuti gravitasi dan topografi, mengisi lembah dan cekungan. Endapan aliran umumnya tidak terpilah dengan baik dan menampakkan lapisan kasar.
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yog...Mario Yuven
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogyakarta
Cara mempelajari Struktur geologi : I. Pengenalan struktur: lipatan, rekahan, sesar dalam bentuk 2 demensi untuk dapat dikenali sebagai bentuk 3 demensi
II. Rekaman data
III. Analisa dg metode geometri dan statistik
IV. Tahap sintesa(menapsirkan cara terjadinya
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Genesa bahan galian membahas proses pembentukan endapan primer, sekunder, dan sedimenter serta jenis-jenis endapan tersebut seperti endapan magmatis, metasomatik kontak, hidrotermal, vulkanik, dan pegmatit.
Manifestasi panas bumi (estrela bellia muaja, geotermal b semester dua)Estrela Bellia Muaja
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai manifestasi panas bumi seperti mata air panas, solfatara, sinter silika, travertin, tanah hangat, tanah panas beruap, fumarol, mata air panas asam dan netral, kolam panas, kolam lumpur, danau panas, geyser, letusan hidrotermal, rembesan, batuan terubah, kawah dan endapan hidrotermal.
1. Komposisi magma ditentukan dengan mempelajari batuan beku yang berasal dari magma yang membeku dan aktivitas vulkanisme karena mengandung gas.
2. Komposisi kimia magma sangat kompleks dan terdiri atas 10 unsur utama, terutama SiO2.
3. Terdapat tiga jenis magma berdasarkan kandungan SiO2 yaitu basaltik, andesitik, dan riolitik yang memiliki sifat yang berbeda seperti temperatur
Batuan sedimen terbentuk dari endapan sedimen yang mengalami proses kompaksi dan sementasi. Terdiri dari batuan klastik yang berasal dari erosi batuan lain, dan non-klastik yang berasal dari endapan kimiawi/biokimia. Memiliki ciri berlapis, mengandung fosil, dan terdiri dari fragmen butiran.
Dokumen tersebut membahas tentang geologi struktur yang mempelajari proses-proses tektonik dan hasilnya seperti lipatan, kekar, dan sesar. Juga membahas tentang gaya-gaya yang menghasilkan struktur tersebut seperti gaya kompresi, ekstensi, dan kopel. Dijelaskan pula berbagai jenis struktur geologi seperti lipatan, kekar, dan sesar beserta unsur-unsurnya.
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesarMario Yuven
Dokumen tersebut membahas tentang struktur geologi sesar, termasuk definisi, unsur-unsur, jenis gerakan, ciri fisik, sifat, simbol, dan teori terbentuknya sesar. Sesar adalah rekahan pada batuan yang mengalami pergeseran sejajar dengan bidang rekahannya. Terdapat beberapa jenis sesar seperti sesar geser normal, naik, dan mendatar yang memiliki ciri khas masing-masing.
C-Capture has developed a new biogas upgrading technology that uses a proprietary solvent to selectively capture CO2 and H2S from crude biogas. This leaves upgraded methane suitable for uses like grid injection. The solvent is then regenerated with an innovative low-energy process and reused. Currently, C-Capture is working with ENVIRON to commercialize the technology. The University of Leeds also conducts research in biogas upgrading and anaerobic digestion as part of its broader Energy research focused on sustainable energy sources.
This document summarizes a presentation given at the UK AD and Biogas conference on maximizing the fertilizer value of anaerobic digestate. The presentation discusses the typical nutrient content of food-based digestate and livestock slurries. It also discusses techniques to maximize nutrient use efficiency such as applying digestate in spring to minimize nitrate leaching, using band spreading or shallow injection to reduce ammonia loss and ensure even application. The presentation recommends knowing the nutrient content of the digestate through lab analysis, applying it accurately and evenly using precision machinery, and integrating it into farm nutrient management plans to reduce the need for bagged fertilizers.
This document outlines a panel discussion on the role of bioenergy in the UK in relation to land use, climate change, and food security. The panelists include representatives from the Irish Bioenergy Association, University of Manchester, JELF Insurance Brokers, Crop Protection Association, and ADAS UK. Andrew Welfle from the University of Manchester discusses his research analyzing the biomass resource potential and bioenergy pathways in the UK through modeling of land use, biomass availability, and the bioenergy supply chain.
Nintendo began as a playing card company in 1889 in Kyoto, Japan and eventually expanded into video games. It released its first home video game console, the Color TV-Game, in 1977 and found mainstream success with the NES in the 1980s. Today, Nintendo is a global leader in video game and console production known for franchises like Mario, Zelda, and Pokémon.
Guy Smith from the National Farmers' Union of England and Wales gave a keynote on anaerobic digestion (AD) and its role in farming and the UK's low-carbon future. He argued that AD provides multiple benefits to farming by generating renewable energy and reducing greenhouse gas emissions while encouraging better soil and nutrient management. AD also closes the loop between food production and recycling of residues and wastes. While any non-food land use is in competition with food production, the land area required for AD crop feedstocks is modest compared to other land uses. The NFU advocates for smaller-scale AD facilities that can readily integrate into typical farm sizes using manures, slurries, and farm residues with limited external feedstocks
This document outlines the five stages of the Cycle of Development (COD) for the advertising company TJB Advertising. Stage One focuses on assessing basic sales, marketing, and customer service skills. Stage Two builds on the basics through working with different customer types and setting sales targets. Stage Three emphasizes personal development and coaching others. Stage Four involves coaching and developing at least four people and taking on more responsibilities within the company. Stage Five is focused on working alongside the Managing Director and assisting with running the entire business while having the opportunity to profit share.
The document discusses recycling challenges and interventions at UCL. It summarizes:
1) A 2013 recycling intervention at Drayton House with new signage and bins which reduced contamination but not lost opportunities for recycling.
2) Interviews found many were unsure what items can be recycled or where bins are located, concerned about contamination, and only recycle if convenient.
3) The intervention did not significantly change behaviors, so communications, feedback, and incentives may need to be improved.
The document summarizes a panel discussion on maximizing the use of bioresources. The panel was chaired by Richard Gueterbock of Clearfleau and included Ollie More of ADBA, Dr. Hugh Bulson of the Organic Resource Agency, Tony Breton of Novamont, and Samantha Fuller of M Power World. Tony Breton's presentation advocated for transitioning from a product-based economy to a system-based economy through enhancing local areas and collaboration between stakeholders to achieve both economic and environmental sustainability.
The Committee on Climate Change published its latest advice on UK progress reducing emissions. While emissions fell 8% in 2014, uncertainties remain in power, buildings, transport and other sectors. The Committee recommends extending low-carbon policies and funding streams beyond the next few years to provide certainty. It also recommends specific actions in the power, buildings and transport sectors. The Committee sees potential for significant sustainable bioenergy supply from waste and residues, including for anaerobic digestion, but notes it is important to use this optimally and avoid lock-in to keep options open. The government must respond to the report by October, and the Committee will advise on the fifth carbon budget by end of year.
El documento describe la historia de la tecnología en Venezuela desde la época precolombina hasta la actualidad, destacando hitos como la creación del Ministerio de Ciencia y Tecnología en 1999, el lanzamiento de satélites como Miranda en 2008 y Simón Bolívar en 2012, e iniciativas del gobierno para promover el uso de la tecnología en la educación a través de proyectos como Canaima y la dotación de tabletas a estudiantes.
This document summarizes a panel discussion on biomethane production and connecting to the gas grid. The panel was chaired by Stuart Easterbrook from National Grid and included representatives from Malmberg, Bronkhorst High-Tech BV, Addleshaw Goddard, Future Biogas, and Imspex Diagnostics. Jon Harris from Malmberg presented on the company's 150 years of experience supplying biogas upgrading technology to nearly 100 biomethane plants globally. He discussed challenges such as project timing, technology selection, sustainability criteria, and biogas contamination control that affect connecting biomethane production to the gas grid.
The document provides an update on regulations regarding animal by-products from the Animal and Plant Health Agency (APHA). It discusses changes to laboratory testing requirements, definitions of digestate, and potential future charging for approvals and inspections. Guidance documents have also moved to the Gov.UK website and have been revised in format, language, and detail.
Branston presented at an event on on-site anaerobic digestion in the food and drink sector. Branston operates an anaerobic digestion plant that processes potato waste from their supply chain and farming operations. The plant displaces around 40% of the electricity needs for Branston's factory in Lincoln and contributes to 19% of their group's own electricity generation. While establishing the plant presented challenges, persevering with anaerobic digestion technology is yielding positive results for Branston.
Ann Ballinger from Eunomia Research & Consulting presented the results of a cost benefit analysis of different options for managing digestate from anaerobic digestion in Wales. The analysis considered eight options including applying whole digestate to agricultural land, dilution to different dry solid percentages, various treatment processes, and transport distances. The results showed that applying whole digestate to land was the best option environmentally but that financial costs increased with additional processing. Dilution to 20% dry solids with 80km transport had the lowest overall costs. Biological oxidation of liquor followed by discharge to watercourses was also competitive. Longer transport distances favored treatment before land application.
Reflective writing involves critically examining a personal experience and learning from it. It combines both theory and evidence from other sources to analyze strengths and weaknesses, not to simply describe an event or make oneself look good. Reflective writing promotes deep learning by helping make connections between experiences and concepts, and allows one to consider how to improve for the future by learning from mistakes. It is structured with an introduction, body, and conclusion and focuses on important issues with descriptions and links to literature.
Tinjauan pustaka menjelaskan geologi, tektonik, dan sistem petroleum Cekungan Barito. Cekungan ini terbentuk akibat rifting pada Eosen dan inversi sesar pada Miosen. Batuan dasarnya terdiri dari kompleks Barito Platform dan Meratus. Formasi-formasi utama meliputi Tanjung, Berai, Warukin, dan Dahor yang berisi reservoir pasir dan batubara serta batuan penyegel lempung. Sumber hidrokarbon berasal dari batubara
Dokumen tersebut membahas tentang geologi Indonesia khususnya Sumatera. Tektonik Sumatera dipengaruhi oleh interaksi antara Lempeng Eurasia dan Lempeng India-Australia yang membentuk struktur sesar dan lipatan. Berbagai formasi batuan seperti Belumai, Baong, dan Keutapang terbentuk akibat proses sedimentasi dan tektonik pada zaman Tersier hingga Kuarter.
Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_08...Mario Yuven
Dokumen tersebut membahas tentang formasi-formasi di Sumatra Selatan yang mengandung batubara, yaitu Formasi Lahat berumur Eosen hingga Miosen Bawah yang terdiri dari tuf, breksi, dan batulempung serta mengandung batubara, dan Formasi Talang Akar berumur Oligosen Atas hingga Miosen Bawah yang terdiri dari batupasir, batulempung, dan mengandung batubara.
Wilayah DKI Jakarta secara geologi terdiri atas dataran aluvial dan endapan di sebelah utara, kipas gunungapi Bogor di tengah, dan perbukitan serta gunungapi muda di selatan. Batuan penyusun wilayah ini berupa sedimen, endapan permukaan, gunungapi, dan intrusi. Teluk Jakarta dipenuhi endapan lumpur, lumpur pasiran, dan pasir lumpuran yang berasal dari sungai-sungai dan aktivitas vulkanik.
Dokumen tersebut merangkum kondisi geologi regional daerah Salem yang mencakup fisiografi, stratigrafi, dan struktur geologi regional. Secara fisiografis daerah tersebut termasuk Zona Antiklinorium Bogor-Serayu Utara-Kendeng yang didominasi bentuk morfologi perbukitan. Stratigrafinya terdiri dari berbagai formasi batuan sedimen dan vulkanik seperti Formasi Jampang, Pemali, hingga Linggopodo yang berusia Eosen samp
Dokumen tersebut membahas tentang Cekungan Jawa Timur Utara. Cekungan ini merupakan cekungan tersier belakang busur yang terletak di bagian tenggara lempeng mikro Sunda. Cekungan ini diisi oleh berbagai formasi batuan seperti Formasi Ngimbang, Kujung, Tuban, dan Wonocolo sejak zaman Eosen hingga Pliosen melalui proses basin infilling. Sistem hidrokarbon di cekungan ini terbentuk dari batuan sumber
1. Dokumen ini membahas penentuan zonasi gerakan tanah di daerah Waduk Jatigede dan sekitarnya menggunakan metode Anbalagan. 2. Metode ini mempertimbangkan faktor litologi, kemiringan lereng, elevasi, bidang diskontinuitas, dan tutupan lahan untuk membagi zonasi menjadi 5 tingkat gerakan tanah. 3. Hasilnya mengidentifikasi wilayah dengan risiko longsor yang sangat rendah hingga sangat tinggi.
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantanSylvester Saragih
Dokumen tersebut membahas tentang cekungan batubara di Pulau Kalimantan. Secara ringkas, batubara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan melalui proses pembatubaraan. Cekungan batubara utama di Kalimantan adalah Cekungan Melawi, Cekungan Barito, dan Cekungan Kutai. Batubara di Indonesia terbentuk dari proses paleogen, neogen, dan delta.
Dokumen tersebut membahas pengelolaan lahan rawa dan pasang surut di Indonesia. Lahan rawa merupakan ekosistem yang luas dan potensial untuk pertanian, namun rawa memiliki karakteristik yang rapuh sehingga diperlukan pengelolaan yang tepat. Dokumen menjelaskan penyebaran, klasifikasi, dan karakteristik tanah di berbagai zona rawa di Indonesia.
Dokumen ini membahas tentang pembentukan dan jenis-jenis batubara di Indonesia. Batubara dimulai terbentuk sejak zaman Carboniferous dan mutunya ditentukan oleh suhu, tekanan, dan waktu pembentukan. Di Indonesia, batubara bernilai ekonomi terdapat di cekungan Tersier Pulau Sumatera dan Kalimantan berumur Eosen dan Miosen. Ada 5 jenis batubara yaitu antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit, dan
Similar to 154501618 cekungan-tarakan-file-ed-rev (20)
1. CEKUNGAN TARAKAN
GEOLOGI INDONESIA 1
1. Dasar umum Cekungan Tarakan
Cekungan Tarakan secara geografis terletak sekitar 240 km arah Utara –
Timur Laut dari Balikpapan. Cekungan ini terletak dibagian utara kota Balikpapan
dan masih merupakan bagian dari NE Kalimantan Basin.
Gambar 1.1. Letak Setting Fisiografi Cekungan Tarakan ( penulis : 2013)
Pada Dasarnya cekungan tarakan dibatasi oleh :
1. Sampurna High di bagian Utara
2. Mangkalihat Ridge di Selatan
3. dan Kuching Orogenic Complex di bagian Baratnya.
Menurut penelitian dari Biantoro (1996) dalam cekungan Tarakan terbagi
menjadi 4 sub-cekungan bagian, yaitu:
1. Sub-cekungan Tidung
2. Sub-cekungan Berau
3. Sub-cekungan Tarakan
4. dan Sub-cekungan Muara
4. CEKUNGAN TARAKAN
GEOLOGI INDONESIA 4
2. Proses Pembentukan
Perkembangan struktur-struktur di Sub-cekungan Tarakan, Cekungan Tarakan
berlangsung dalam beberapa tahapan yang mempengaruhi pengendapan sedimen pada
area tersebut. Konfigurasi secara struktural sudah dimulai oleh Rifting sejak Eosen
Awal. Pemekaran (rifting) pada sub-cekungan ini disebabkan oleh pembentukan
sesar-sesar normal. Pergerakan dari sesar-sesar tersebut menghasilkan daerah-daerah
rendahan yang kemudian terisi oleh sedimen-sedimen tertua pada sub-cekungan ini,
seperti Formasi Sembakung (akhir Miosen Awal-Miosen Tengah).
Proses Rifting berjalan dengan terus menerus disertai dengan adanya
pengangkatan secara lokal di bagian barat dari sub-cekungan mengontrol siklus-siklus
pengendapan sedimen pada sub-cekungan ini. Pengendapan pada sub-cekungan ini
dapat dibagi menjadi 4 siklus berhubungan dengan beberapa kejadian tektonik pada
regional.
2.1. Siklus Tahapan Pembentukan
• (Siklus 1)
Terjadi pada saat terjadinya pengangkatan pada Eosen Tengah yang menyebabkan
erosi di Tinggian/Punggungan Sekatang.
• (Siklus 2)
Dimulai sejak pengangkatan Oligosen Awal pada fasa transgresif, dengan sedimen
yang diendapkan secara tidakselarasan terhadap Siklus 1. Fasa ini berubah menjadi
regresif ketika proses rifting berakhir dan pengangkatan mencapai puncaknya pada
akhir dair Miosen Akhir. Pengangkatan yang kedua ini berbeda dengan proses
pengangkatan pertama karena berkembang ke arah timur Proses rifting yang kedua ini
menghasilkan sesar-sesar normal yang memiliki arah timurlaut-baratdaya.
• (Siklus 3)
Proses regresif berlangsung pada lingkungan transisional-deltaik. Sedimen-sedimen
yang diendapkan dalam jumlah yang besar menyebabkan rekativasi dari sesar-sesar
tua yang terbentuk selama Oligosen sampai Miosen Awal yang berkembang
5. CEKUNGAN TARAKAN
GEOLOGI INDONESIA 5
menjadi growth fault. Petumbuhan dari sesar-sesar tersebut berhenti untuk sementara
waktu pada awal pengendapan dari Formasi Santul dikarenakan oleh terjadinya fasa
trangresif yang pendek. Pensesaran tersebut berlangsung selama Pliosen ketika siklus
pengedapan keempat.
• (Siklus 4)
Pada siklus ke-4 yaitu formasi Tarakan diendapkan.
6. CEKUNGAN TARAKAN
GEOLOGI INDONESIA 6
3. Struktur Geologi
Struktur yang terjadi di cekungan ini berarah Barat Utara – Tenggara karena
dipengaruhi sesar geser Mangkalihat dan terjadinya tumbukan lempeng Asia dengan
lempeng Pasifik, menyebabkan munculnya struktur antiklin, sesar naik dan normal
serta sesar geser timur- barat dan timur laut – baratdaya.
4. Tektonik Regional
Aktivitas Tektonik pada Pliosen Akhir-Pleistosen bersifat kompresif dan
menghasilkan sesar-sesar . Di beberapa tempat, kompresi ini menginversikan sesar-
sesar normal menjadi sesar-sesar naik (Biantoro dkk., 1996). Kegiatan tekonik yang
menyebabkan pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran keseluruhan Cekungan
Tarakan pada Pliosen Akhir kemudian menyebabkan munculnya ketidakselarasan di
beberapa daerah secara lokal.
5. Stratigrafi Regional Cekungan Tarakan
Batuan dasar pada cekungan Kalimantan Timur Utara terdiri dari sedimen-
sedimen berumur tua, meliputi Formasi Danau (Heriyanto dkk., 1991) atau disebut
juga Formasi Damiu, Formasi Sembakung, dan Batulempung Malio. Sedimen-
sedimen tersebut telah terkompaksi, terlipatkan, dan tersesarkan.
• Formasi Danau
Formasi Danau terdeformasi kuat dan sebagian termetamorfosa, mengandung breksi
terserpentinitisasi, rijang radiolaria, spilit, serpih,slate, dan kuarsa.
• Formasi Sembakung dan Batulempung Malio
Formasi Sembakung diendapkan di atas Formasi Danau secara tidak selaras. Formasi
ini terdiri dari sedimen volkanik dan klastik yang berumur Eosen Awal-Eosen Tengah.
Di atas Formasi Sembakung diendapkan batulempung berfosil, karbonatan, dan
mikaan yang dikenal dengan Batulempung Malio yang berumur Eosen Tengah.
• Formasi Sujau
7. CEKUNGAN TARAKAN
GEOLOGI INDONESIA 7
Formasi Sujau terdiri dari sedimen klastik (konglomerat dan batupasir), serpih, dan
volkanik.
• Formasi Selor
Formasi Selor terdiri dari lapisan-lapisan batubara dan Batugamping mikritik yang
diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Sujau.
• Formasi Mangkabua
Formasi Mangkabua yang terdiri dari serpih laut dan napal yang berumur Oligosen.
• Formasi Tempilan
Formasi Tempilan terdiri dari fasies klastik basalt.
• Formasi Taballar
Formasi Taballar terdiri dari batugamping mikritik yang merupakan sikuen paparan
karbonat dengan perkembangan reef lokal Oligosen Akhir sampai Miosen Awal.
• Formasi Mesalai
Formasi ini secara gradual cekungan menerus dari formasi Taballar menipis ke arah
formasi mesalai. Pada formasi ini terdiri dari napal.
• Formasi Naintupo
Formasi ini terdiri dari batulempung dan serpih.
• Formasi Meliat
Formasi ini diendapkan secara tidak selaras dengan Serpih Naintupo. Formasi ini
terdiri dari batupasir kasar, serpih karbonatan, dan batugamping tipis. Di beberapa
bagian, Formasi Meliat terdiri dari batulanau dan serpih dengan sedikit lensa-lensa
batupasir.
• Formasi Tabul
Formasi ini terdiri dari batupasir, batulanau, dan serpih yang kadang disertai dengan
kemunculan lapisan batubara dan batugamping.
8. CEKUNGAN TARAKAN
GEOLOGI INDONESIA 8
• Formasi Santul
Pada formasi ini sering dijumpai lapisan batubara tipis yang berinterkalasi dengan
batupasir, batulanau, dan batulempung.
• Formasi Tarakan
Formasi ini terdiri dari interbeding batulempung, serpih, batupasir, dan lapisan-
lapisan batubata lignit, dasar dari Formasi Tarakan pada beberapa ditepresentasikan
oleh ketidakselarasan.
• Formasi Bunyu
Formasi Bunyu terdiri dari batupasir tebal, berukuran butir medium sampai kasar,
kadangkala konglomeratan dan interbeding batubara lignit dengan serpih.
batupasir formasi ini lebih tebal, kasar, dan kurang terkonsilidasi jika dibandingkan
dengan batupasir Formasi Tarakan.
9. CEKUNGAN TARAKAN
GEOLOGI INDONESIA 9
Kolom stratigrafi cekungan Tarakan
Gambar 1.4.Kolom Stratigrafi Cekungan Kalimantan Timur Utara Kolom Stratigrafi Cekungan
Kalimantan Timur Utara (kiri: dimodifikasi dari Heriyanto dkk., 1991)
10. CEKUNGAN TARAKAN
GEOLOGI INDONESIA 10
6. Sejarah Geologi
• Formasi Sembakung dan Batulempung Malio.
Berumur Eosen Awal-Eosen Tengah. Di atas Formasi Sembakung diendapkan
batulempung berfosil, karbonatan, dan mikaan yang dikenal dengan Batulempung
Malio yang berumur Eosen Tengah.
• Formasi Sujau, Mangkabua, dan Selor
(Eosen Akhir – Oligosen)
Sejarah geologi yang terjadi pada formasi ini menjelaskan adanya proses
pengangkatan, diamana sebagian tersingkap dan tererosi sebagian di tepi barat dari
cekungan berkaitan dengan aktivitas volkanisme yang terjadi sepanjang tepian
deposenter pada akhir Oligosen.
• Formasi Tempilan, Formasi Taballar, Napal Mesalai, Formasi Naintupo
(Oligosen Akhir – Miosen Tengah).
Terdapatnya batulempung dan serpih yang bergradasi ke atas menjadi napal dan
batugamping yang menandakan pernah terjadinya perluasan genang laut di cekungan
Tarakan.
• Formasi Meliat, Formasi Tabul, dan Formasi Santul
(Miosen Tengah – Miosen Akhir).
Terdiri dari sikuen-sikuen deltaik regresif yang terbentuk setelah tektonisma Miosen
Awal. Pada formasi ini sering dijumpai lapisan batubara tipis yang berinterkalasi
dengan batupasir, batulanau, dan batulempung, yang diendapkan di lingkungan delta
plain sampai delta front pada Miosen Akhir.
• Formasi Tarakan
(Pliosen)
Formasi Tarakan di endapkan pada siklus sedimentasi Pliosen adanya endapan -
endapan lapisan-lapisan batubata lignit, menunjukan bahwa fasies pengendapan
formasi ini dahalunya adalah daerah delta plain.
11. CEKUNGAN TARAKAN
GEOLOGI INDONESIA 11
• Formasi Bunyu
(Plistosen)
Pada Formasi Bunyu terjadinya peninggian muka laut akibat terjadinya transgresi
pada kala Pleistosen Akhir menyebabkan garis pantai mundur ke arah barat seperti
garis pantai saat ini.
7. Potensi Geologi
Cekungan Tarakan dalam potensi Geologinya memiliki aspek potensi adanya
akumulasi Hidrokarbon dan terdapatnya potensi Batubara. Dengan terdapatnya dua
potensi tersebut Cekungan Tarakan dapat dinilai sebagai cekungan dengan
potensional yang cukup besar untuk di kelola.
7.1. Potensi Geologi Batubara
Pada potensi Batubara yang terdapat pada Cekungan Tarakan meliputi pada formasi –
formasi :
• Formasi Selor
Pada formasi Selor ini terdiri dari keterdapatan batubara yang berlapis secara baik.
• Formasi Tabul
Pada formasi ini ditandai dengan kemunculan batubara yang berlapis.
• Formasi Tarakan
Formasi ini terdiri dari interbeding lapisan-lapisan batubata lignit.
• Formasi Bunyu
Pada formasi Bunyu ini terdapat interbeding batubara lignit.
7.2. Potensi Hidrokarbon dan Sistem Minyak Bumi (Petroleum System)
7.2.1. Batuan Source Rock dan Reservoir
Batuan reservoir penghasil minyak dan gas bumi di cekungan Tarakan adalah
batupasir baik dari Formasi Tarakan yang berumur Pliosen, maupun Formasi Santul
dan Tabul yang berumur Miosen. Formasi ini pada umumnya terdiri dari suatu urutan
batupasir, serpih, lempung dengan lapisan batubara. Di beberapa tempat ditemukan
juga lapisan batugamping. Lapisan batupasirnya sangat dominan, tebal dan sangat
banyak mengandung mineral kuarsa dengan ikatan yang lepas (unconsolidated sand).
12. CEKUNGAN TARAKAN
GEOLOGI INDONESIA 12
Batuan induk di Cekungan Tarakan sendiri terbentuk pada kala akhir Miocene,
yaitu batuan lempung pada formasi Mangkubua , Naintupu dan Mleliat. Bahhkan batu
lempung pada formsi Santul, Sesanip dan Tarakan sendiri pun bisa bertindak sebagai
batuan induk karena daerah ini diendapkan pada lingkungan delta.
7.2.2. Migrasi Hidrokarbon
Migrasi hidrokarbon dari batuan induk atau dapur hidrokarbon ke perangkap
diduga melalui bidang patahan. Biantoro dkk (1996) menyebutkan, hidrokarbon
terbentuk semenjak Miosen Akhir. Dengan terisinya formasi Tarakan yang berumur
Pliosen dan pembentukan struktur Plio-Pleistosen maka waktu migrasi hidrokarbon
akan lebih muda lagi.
Gambar.1.5. Sistem Petroleum Cekungan Tarakan (Biantoro: 1996)
13. CEKUNGAN TARAKAN
GEOLOGI INDONESIA 13
7.2.3. Batuan Penutup
Umumnya batuan penutup berupa batuan klastik yang merupakan bagian dari
formsai-formasi Sembakung, Mangkabua, Birang. Yang terutama adalah batulempung
endapan delta formasi Meliat atau Latih, Formasi Tabul, dan Formasi Tarakan.
7.2.4. Perangkap
Mengingat bahwa di Cekungan Tarakan sedimen yang diendapkan
dilingkungan delta, maka perangkap hidrokarbon yang sering ditemukan adalah
perangkap stratigrafi. Meskipun demikian, karena pada Plio- Pleistosen terjadi
tektonik, kemungkinan perangkap struktur dapat juga terjadi, terutama perangkap
struktur antiklin (roll over) yang berasosiasi dengan patahan normal. Umumnya
jebakan hidrokarbon yang terdapat di Formasi Tarakan terkumpul pada blok yang
turun (down thrown). Disamping bentuk struktur, akumulasi hidrokarbon juga sangat
tergantung pada intra formational seal diantara batuan pasir yang sangat tebal. Akibat
kandungan batupasir yang sangat tinggi didalam Formasi Tarakan menyebabkan
patahan normal yang memotong Formasi ini menjadi bocor kearah vertical (dip-leak)
sehingga daya tampung maksimum perangkap hanya sampai titik perpotongan antara
kontak hidrokarbon-air dengan bidang patahan.
14. CEKUNGAN TARAKAN
GEOLOGI INDONESIA 14
Daftar Pustaka
• Biantoro, E., M.I. Kusuma, dan L.F. Rotinsulu. 1996.Tarakan Sub-basin Growth
Fault, North-East Kalimantan: Their Roles in Hydrocarbon Entrapments. Proceedings
Indonesian Petroleum Association, 21st
Silver Anniversary Convention, 175-189.
• Heriyanto, N., W. Satoto, dan S. Sardjono. 1991. Stratigrafi Regional Cekungan
Tarakan. Makalah Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Pertemuan Ilmiah Tahunan
Ke-20, hal. 261-280.
• Purwanti, Yulie. 2009. Aplikasi Atribut Geologi Cekungan Tarakan, Geologi
Cekungan Tarakan, hal. 6 – 10. Universitas Indonesia.